Kemarau kasang lebih sering bertandang
Kau lebih paham apa yang kupertanyakan
Sengaja kau tabur kepiluan lalu menghilang
Agar tamanku kebanjiran tangisan dan bungaku tak mati kekeringan
Kau tak meninggalkan apa-apa selain galabah
Obrolan kita tentang menanam dan tamam menjadi satu arah
Gersang menerjang sejak kau memilih melangkah
Tamanku hampa kau hilang entah berantah.
Kupandangi setiap sudut
Kau menjadi bayangan sepekat kabut
Penglihatanku terhalangi rumput-rumput setinggi lutut
Kau menjadi apapun tentang rasa kalut.
Pukul sembilan berkali-kali bermekaran
Kelopak demi kelopak gantian berjatuhan
Tungkai dan tangkai kini hampir meregang
Sama sekali tak ada kabar kau akan pulang.
Aku punya tanah dan kau mencari rumah
Kita bisa kembali belajar meningkahi surya Sebab kita pernah patah sebelum merekah
Bersama menjemput mala hingga binasa.
"Kita terkubur, kita telah gugur," bisikmu samar
Tidak, kita sedang menjadi akar yang terus menjalar
Berputar, musim bertukar dan kita akan tumbuh setinggi pilar-pilar.
Terima kasih sudah mampir!
Love, Octa ❤
Komentar
Posting Komentar