Keluarga—bagaimanapun kau menyebut mereka
Adalah tempatmu pulang setelah seharian bermain dan berlarian
Adalah tempatmu mengadu saat kau menangis kesakitan
Adalah tempatmu bercerita kala kau merasa dunia tak adil memberimu ujian
Adalah tempatmu mengumpulkan tawa ketika bahagia datang berkejaran
Adalah tempatmu tumbuh besar dan merasakan kasih sayang yang sehebat apa pun sulit kauberi balasan
Adalah rumah yang senyaman apa pun persinggahanmu di luar sana tak bisa ada yang menggantikan
Adalah harta terbesar yang kemana pun kau berkelana tak akan pernah kau mudah dapatkan
Tempat yang kau bangun di antara mereka, adalah tempat yang haus akan sosokmu. Tiap-tiap dindingnya berisi teriakan-teriakan yang setiap malam merindukan dengkuranmu. Ruangannya berisi harummu tak lekang waktu, yang diam-diam mengendap di dadamu. Jendelanya kumuh menandakan semakin berganti tahun, semakin berkurang pula kehadirmu. Perapiannya mati tak tersentuh, menggigil menunggu hangatnya desir darahmu. Permadani yang saban hari kau bersihkan dengan sapu, kini tak bisa kau kenali lagi akibat tertutupi debu. Bahkan, lantainya retak mengemis pijakan kakimu.
Tempat itu, menjadi saksi di sepertiga malam diam-diam ibumu membisikkan sesuatu pada lingkar waktu agar nama yang selama ini hanya terhenti di ujung lidahnya. Sampai di kedua telingamu.
Kami merindukanmu, Nak...
Pulanglah ... ke tempat yang seharusnya kau berada.
Terim kasih sudah mampir!
Love, Octa ❤
Komentar
Posting Komentar