Langsung ke konten utama

Review Buku Josh&Aid by Lentera Langit





Josh&Aid (The Mountain Side Yegers) - Lentera Langit

Petualangan dua yegers muda dan kisah persahabatan luar biasa

Blurb:

"Mahluk itu sebesar pria dewasa dengan rentangan sayap sepanjang dua meter. Matanya yang berwarna merah menatap kedua remaja itu dari angkasa.

Joshua Dawson dan Aidan Reid adalah dua remaja dengan kehidupan luar biasa, mereka adalah Yeger, para pemburu siluman dan arwah penasaran.

Ketika suatu pagi, seorang gadis kecil ditemukan tidak bernyawa di dekat Danau Brook. Bagian perutnya terkoyak dan organ dalamnya hilang. Kedua remaja ini hanya memiliki waktu hingga purnama bulan berikutnya untuk mencegah monster pembunuh itu mencari korbannya yang kedua."

•••

Ini pertama kalinya saya nge-review buku, maklum kalau kacau 😶. Saya gak begitu suka baca buku horror (baca takut), soalnya suka kebawa sampai ke dunia nyata. Kadang kalau lagi sendiri, jendela ketiup angin aja saya kaget. Malam-malam dengerin suara galon, saya kira ada setan lagi minum. Kebangun jam 2 malam, tumpukan pakaian di keranjang saya pikir Mbak Kunti (jangan muncul ya, Mbak, cucumu ini cuman mau nge-review buku) yang lagi duduk. Guling sering bikin saya kaget, kadang bentukannya mirip pocong. Biasanya, saya gak tahan tuh namatin buku bergenre horror, tapi buku Josh&Aid ini, saya tetep gak tahan ... gak tahan buat gak buka lembaran selanjutnya 🙈
Buku ini, sukses bikin saya nyegir, kesel, sedih, takut, dan laper *eh 😶 dalam satu waktu.

Oke tanpa basa-basi lagi, kita masuk ke review-nya. Sebisa mungkin saya gak akan spoiler, jadi tenang semuanya~~~

•••

Satu lagi karya keren dari Lentera Langit, buku bergenre horror-mistery serta berbahasa full baku ini banyak mengajarkan saya tentang hubungan persahabatan, entah karena saya memang perasa atau punulis yang mampu mengutak-atik hati pembaca. Saya menghabiskan waktu selama 2 hari untuk menyelesaikan buku 322 halaman ini, dan setelah beberapa harinya lagi, saya kembali membacanya karena kangen.

Buku ini menceritakan tentang dua sahabat, yaitu, Joshua Lee Dawson, atau Josh. Yang karakternya bisa dibilang sedikit over-confidence, easy going, dan kelewat santai. Karakter Josh ini langsung bisa saya imajinasikan hanya dengan mengetahui sifat-sifatnya. Kemudian, Aidan Benjamin Reid, Aid. Berbanding terbalik dengan Josh, Aid ini pendiam, kaku, pemikir, dan hidupnya teratur. Kata anak Wattpad, dia ini doi-able. Udah pendiam, ganteng lagi. Karakternya di otak saya juga lansung nyantol.

Dalam petualangan epiknya, kisah mereka dibagi menjadi dua bagian. Saya akan membahas bagian pertama terlebih dahulu.

BAGIAN 1

Di bagian ini, saya langsung dihadapkan dengan pemetaan latar yang luar biasa terencana. Latarnya murni hasil dari imajinasi Author, bukan menggunakan latar yang sudah ada atau asli (kasih tepuk tangan 👏👏👏) bikin latar sendiri itu susah, lho, bagi saya 😅

Penulis benar-benar menyampaikan imajinasinya dengan sangat jelas di sini, dan menular ke otak saya yang biasanya pelupa. Saya berhasil mengingat semua tempat yang disebutkan dengan baik. Lagi, semuanya tergambar secara detail dan gamblang. Sampai se-detail itu, sampai saya ngerasa masuk ke dalam cerita. Juga pengenalan karakter tokoh yang tidak terburu-buru, membuat saya mudah memahami. Alur sangat-sangat tertata dengan apik, ini yang membuat emosi saya naik turun.

Awal kisah menceritakan tentang Josh memberikan tawaran kerja paruh waktu kepada Sahabatnya Aidan, di rumah pensiunan tempatnya bekerja. Aidan sempat ragu, tapi akhirnya dia menerima tawaran sahabatnya itu. Pemicu masalah timbul perlahan-lahan, komposisinya pas, tidak membuat kaget. Di rumah pensiunan, ada berita bahwa 3 orang penghuni rumah pensiunan kehilangan cincin emas di waktu yang sama. Hal ini membuat rasa penasaran Aidan muncul, awalnya Josh biasa saja, sampai Aidan menularinya rasa penasaran juga.

Singkat cerita, mereka menyelidiki pencurian di rumah pensiunan, mereka menemukan si pencuri ternyata bukanlah "manusia". Josh dan Aidan sempat terlibat pertarungan dengan si pencuri. Dan, di malam yang sama, timbul pemicu masalah yang lebih besar. Masalah yang akan mengantar pembaca pada ketegangan luar biasa, kita akan menebak-nebak seiring berjalannya cerita, dan pada akhirnya tebakan kita bisa salah dan benar. Ini yang saya suka, sepanjang membaca kening saya bertautan dan kepala saya penuh kemungkinan-kemungkinan yang semakin membuat penasaran.

Lalu, merasa masalah yang mereka hadapi dapat beresiko besar, mereka melibatkan Paman Zac, paman Josh, seorang Yeger atau pemburu. Yang diburu di sini bukan hewan, tapi mahluk lain. Berbekal wawasan paman Zac, kepandaian Aidan mengumpulkan informasi, dan keberanian Josh. Mereka mulai mengumpulkan satu demi satu pentunjuk dan berujung pada rencana pemburuan. Mereka sudah menandai beberapa wilayah di kota mereka dan telah merencanakan pengintaian.

Masalah lain belum kelar, kini ada masalah lagi, Aidan ditunjuk oleh gurunnya Mis Silver untuk ikut club drama yang akan melakukan pementasan di festival sekolah. Josh mungkin cukup senang karena dia dimasukkan ke club catur, sedangkan Aidan. Dia tidak punya alasan untuk senang. Ditambah lagi, Amber, penanggung jawab club drama terus memaksa Aidan untuk latihan, dan ini menyita waktu Aidan. Yang awalnya dia harus bekerja di rumah pensiunan, kini harus terganti dengan latihan drama. Belum lagi, rencana mengintai mereka rusak akibat jadwal latihan Aidan yang semakin kacau saja. Awalnya Josh sering meledek Aidan yang dikenalnya "pendiam" kini berdiri di tengah-tengah club drama, tapi makin ke sini, Josh semakin sulit bertemu Aidan, mereka kesulitan bertukar kabar, akhirnya Josh melakukan pengintaian secara solo. Mereka jarang bertemu, timbullah rasa kecewa pada Josh, bukan hanya pada Josh, Aidan juga marah setelah mengetahui Josh pergi mengintai sendiri. Tak hanya itu, Aidan lebih marah ketika mengetahui bahwa Josh mendapatkan kabar besar sepulang dari mengintai, belum lagi nyawa Josh hampir melayang 🙈

Jujur, pas di bagian drama ini saya pengen banget nyakar-nyakar mukanya si Amber, kesel aja gitu sama dia masa orang mau ngintai dianya sibuk maksa latihan drama, gara-gara dia juga tuh hubungan Josh sama Aid jadi renggang. Selain pengen nyakar si Amber, saya juga baper sama hubungan persahabatan kedua remaja ini. Aidan ngambekan, Josh yang merasa selalu benar dan mengambil keputusan sendirian. Ya, seperti pacar yang nuntut kabar setelah beberapa hari lost-contact (Kakak Author, tolong jangan tampol saya, saya gak maksud ngatain Aidan sama Josh ini kayak orang pacaran 🙈) maksudnya, chemistry mereka dapet banget nget nget. Saya baper aja gak tau kenapa. Lucu sih ini wkwkwkw

Masih soal Aidan yang marah-marah gak jelas ke Josh yang udah kayak selingkuh aja dari dia, Aidan terus marah, dia bilang. "Hal buruk bisa terjadi padamu!" Sama Josh setelah tau Josh mengambil tindakan sendirian. See? Aidan ini care banget wkwkwk. Terus Josh ngelak, katanya, "tapi aku baik-baik saja, 'kan?" Terus Aidan bilang gini. "Bukankah tujuan kita menjalani perburuan bersama adalah untuk mencegah hal buruk terjadi, untuk saling menjaga?" tanya Aidan. Deg... nge-jleb gak tuh si Josh 🙈 duh babang Aidan, sini perhatiannya ke saya aja, sama Josh mah sia-sia bikin makan hati *ditampol sama Author 😵

Josh minta maaf, tapi Aidan masih aja nyerocos macam mak-emak yang barusan dipecahin taperwernya. "Padahal kau bisa meneleponku jam berapa saja, aku pasti datang membantu. Apa aku pernah menolak bantuanmu?" Aidan berapi-api, sembari Josh menjelaskan bahwa dia bukannya gak mau ngabarin, tapi Aidan yang sulit buat dikasih kabar, latihan drama mulu sih. Akhirnya persahabatan mereka juga banyak dramanya 🙈

Oke, sampai di situ aja ya aku cerita soal bagian satu ini. Intinya, acara ngambek-ngambekan ini masih awal masalah. Kalian bakalan kaget sekaget-kagetnya nanti kalau udah tau ending dari bagian satu ini. Aku aja kaget, kok bisaaaaa? Authornya pandai banget mainin perasaan akoh *ditampol beneran

Pesan dari kisah ini di bagian satu ini adalah, di dalam persahabatan kita gak boleh besar-besarin ego. Kita harus percaya satu sama lain, dan saling ngerti. Harus ngerti kalau sahabat juga punya hidupnya sendiri, dan kita punya hidup kita sendiri. Pentingnya komunikasi harus dijaga, belajar memahami kondisi satu sama lain. Saling mendukung bukan menikung.
Akan ada saatnya kamu gak butuhin sahabatmu, dan sebaliknya.

•••

BAGIAN 2

Dagian 2 ini gak kalah keren dari bagian 1. Horrornya lebih dapet, dan bikin saya deg-degan. Di bagian 2 ini ada karakter baru, yakni Winter, dan kelompoknya yang menyukai sesuatu berwarna gelap dan mistis. Winter inilah yang menjadi pengantar masalah pada Josh dan Aid.

Masih seperti bagian 1, pemetaan tempat sangat-sangat jelas. Karakter pendatang baru juga dijelaskan tidak terburu-buru. Winter ini anaknya kepoan, alhasil dia kena batunya (entar kalau baca kalian jadi tau kok "batunya" itu apa) dan di sini, mistery menjadi semakin rumit. Kita diajak berpikir melalui clue yang didapat oleh Josh dan Aid, kemudian diajak menebak. Mana tebakan saya gak ada yang bener 🙈

Alurnya apik, bikin tegang. Lucunya dapet, gak dipaksakan. Bagian lucu ya apalagi kalau bukan Josh sama Aidan, oh aku lupa, di sini masih ada Mbak Ember. Tapi Mbak Ember-nya udah gak saya mau cakar kok, soalnya dia udah lucu di sini, bikin baper pula 😶 nah bagian lucunya sih ada di bagian Amber, kebanyakan. (Hati-hati ada sepatu melayang *ups spoiler 🙊)

Jadi, awal ceritanya itu, awal masalahnya, ada di Winter. Ketika Winter Smith dan geng gelapnya membagi-bagikan selebaran yang bertuliskan "TOUR DUNIA ARWAH - THE MANOR" Sama teman-temannya, lewatlah Josh dan Aidan ini, terus si Winter ngasih selebaran itu ke Josh, berharap mereka berdua tertarik. Setelah adu bacot dan menimbang-nimbang, kedua sahabat itu nerima ajakan si Winter. "Lagipula, kita tidak ada kegiatan akhir pekan ini," kata Babang Aidan.

Skip, akhirnya mereka pergi ke acara Tour Dunia Arwah itu. Mereka akan melakukan tour di dalam rumah tua atau The Manor. The manor ini didirikan pada abad ke-18. Artinya semua penguhinya udah modar. Gak ada lagi. Serem banget itu *hati-hati ya Babang Aidan, kalau Josh mah saya ikhlas dia dipacarin sama penunggu The Manor 🙈

Josh gak percaya sih sama cerita soal The Manor ini, yang katanya "berhantu". Sampai, si Mbak Winter dengan segala kekepoannya yang mendekati goblok, dia manggilin arwah gaes, ARWAH!!! Tuh, saya capslok, naudzubillah ini si Mbak Winwin kok keradnya bukan maen 🙈
Dia manggilin Arwah ngapain coba? Mau main ToD? Aih gak ngerti lagi saya tuh Mbak, mending manggil Mbak Suzanna aja, biar bisa makan sate *eh astagfirullah 😵

Ellie membakar dua batang lilin dan menaruhnya di sisi tempat mereka berkumpul ... bayangan di lantai bergerak-gerak ... Mbak Winwin mulai merapalkan mantra

Kami memanggil arwah yang mendiami The Manor ... kami memanggil arwah yang mendiami The Manor ... GUBRAAAAK!!!

Ada yang muncul gaes!!! Huwaaaa!!!!

Nah setelah kebobrokan Mbak Winter yang mendekati level expert ini manggilin hantu, akhirnya dia harus menanggung akibatnya. Setelah ini masalah semakin menjadi, merembet ke Aidan, Josh, Ember, semuanya lah kena batunya. Padahal si Winter doang ini yang nekat banget. Dikata mulangin hantu setelah dipanggil gampang apa yak? Kalau hantunya minta dikawinin sama Babang Aidan gimana? Kan gak lucu 🙈 kawin sama Josh aja deh, mukanya 11/12 soalnya *eh

Masalah berdatangan, masalah satu belum kelar, ada lagi yang lain. Dan kalian gak bakalan nyangka sih endingnya gimana.

Pesan yang dapat diambil dari bagian 2 ini adalah, jangan kayak Mbak Winter. Sifat kepo-nya yang mendatangkan masalah. Jadi, kalau kita datang ke tempat baru, apalagi tempat yang terkenal mistis. Sebaiknya kita jaga diri, janga sikap dan ucapan. Jangan sembarangan kalau ngomong apalagi sampe gangguin si Empunya. Ya, meskipun kita gak percaya hantu, tapi kita manusia, manusia itu punya adab. Saya pikir Mbak Winter ini udah banyak mengajari kita soal sikap ke tempat-tempat yang terkenal mistis. Jangan gegayaan manggilin hantu kalau gak tau cara mulanginnya.

Udah, cukup review-nya biar kalian penasaran wkwkwk
Intinya buku ini bagus, gak bakalan rugi kalau dibaca. Percaya deh, kalau kamu baca buku ini semuanya rasa campur aduk, takut, sedih, dan seneng jadi satu. Ada sih yang gak saya temui, yaitu rasa ingin memiliki dia *eh 🙊
Oh iya, buat yang lagi belajar cara bikin konflik atau bikin alur yang epik, buku ini nih, bisa banget kalian pelajari.

Terima kasih banyak untuk Kak Lentera langit yang sudah memberikan saya kesempatan memeluk Aidan dan Josh *Aidan aja sih, Josh jorok soalnya 🙈

Rate : 7/10

Kekurangan? Ada sih, Kak, sedikit. Kekurangannya adalah, SAYA GAK SUKA DIGANTUNGIN, SAYA PENGEN CEPET-CEPET BACA KELANJUTAN PETUALANGAN BABANG AIDAN SAMA OM JOSH, JANGAN LAMA-LAMA YA KAK, BIKIN SEQUEL-NYA 😳 eh maaf, maaf, kok capslock sih

Untuk yang pengen peluk Babang Aidan sama Om Josh, bisa kontak Kak Lentera Langit ya (semoga masih ada) 😉

Sekian dari saya


Love, Octa ❤





Terima kasih sudah mampir!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegundahanmu pada Musim-Musim itu

Untukmu; Musim-musim itu menjadi jawaban atas pertanyaanmu. Kau berganti bukan berarti hati ini ikut berotasi, bunga dan daunmu layu mati tak menjadi alasan agar aku mulai mencari, kau adalah kau; yang tak akan pernah kudapati walau keujung bumi kuberjalan kaki, mengurai layar arombai melawan badai berpayung langit berapi-api, menelusuri ceruk-ceruk sungai hingga landai ardi kudaki, menaiki langit tetap kau tak bisa kuraih. Sebab kau, adalah sebanyak-banyaknya harta berharga, kau yang paling bernilai. Tak perlu ragu, aku tak memuja deretan bunga di kepalamu, aku mencintai akar-akar itu, akar-akar tak kasat mata di bawah tanah yang selalu membuatku candu, di mana semua kebahagiaan serta kekhawatiranku menuju. Kau tak harus membenci musim gugur sebab membuat bungamu berhambur di tanah gersang. Tangkai-tangai kurus yang membuatmu berang, sungguh, membuatku semakin penasaran, aku rela mempelajari setiap yang kutemukan; lalu belajar mencintai hal-hal yang kau khawatirkan, yang k...

Journey; to the Past

Akhir-akhir ini entah kenapa saya lebih sering merenung dan kembali mengenang masa-masa yang sudah jauh tertinggal di belakang, seperti saya menemukan kehangatan yang dulu pernah hilang, tapi sudah tidak relevan dan sangat sulit dijelaskan di masa sekarang. Perasaan ini datang sangat kuat di pagi hari, kadang-kadang saya terjebak cukup lama di kamar sebelum berangkat kerja, mencoba menerka perasaan bahagia apa yang tiba-tiba ada namun pemicunya tidak tahu entah apa. Sedang kasmaran tidak juga, sedang menunggu kabar gembira tidak juga. Later on, perlahan saya mengerti dari mana datangnya perasaan nostalgia ini. Tumbuh besar di keluarga yang bisa dibilang hangat ketika memang sedang ada badai, dingin ketika percik-percik api mulai mendekati, saya selalu ingat di masa kecil dulu hampir tidak ada yang bisa disesali, bahkan kalau bisa sesekali saya ingin ke sana berjalan-jalan kembali. Tapi kita semua tahu, mesin waktu atau perjalanan melampaui masa lalu itu tidak benar-benar t...

20 Desember 2019

Anak Ibu terbangun; Dari mimpi buruk tentang kehilangan, napasnya tak beraturan tenggorokannya kehausan. Tangis di pipinya berkejaran meminta pertolongan, kali ini dia datang setelah lama menghilang. Kali ini dia datang sekaligus mengucapkan perpisahan. Kali ini, anak Ibu takut mimpinya kenyataan. Anak Ibu berdoa kepada Tuhan; Di depan jendela, tangannya terbuka matanya sembab memerah. Bibirnya gemetar menyebut nama yang sudah ia hafal di luar kepala, nama yang shubuh saja sudah bosan mendengarnya, tapi ia tahu Tuhan tak pernah digambarkan tuli dan buta; aku ingin bercerita, Tuhan. Tentang dia yang kau mungkin sudah akrab dengan namanya. Kalau kemarin-kemarin aku mengadu tentang bahagia, sekarang beda. Bolehkah kau bocorkan rahasiamu? Sedikit saja, misal apakah nanti dia akan pergi juga? Atau tetap tinggal? Kau adalah sebaik-baiknya alasan pertemuan dua asing hingga salah satunya menyimpan rasa, tidakkah kau kasihan, Tuhan? Di sepertiga malam, anakmu ini terbangun, di kepal...