Di sana bintang-bintang langit malam berjatuhan
Kerlipnya bagai candu selalu membuatmu tak ingin berjauhan
Tak ingin kau lepas pandang setiap detik, menit, jam, bahkan sebelum ingatan mengajarkanmu melupakan
Di sana tergantung harapan yang terapalkan siang malam pada Tuhan agar kelak kau bisa membanggakan
Di sana terdapat mata air air mata yang sewaktu-waktu dapat mengalir deras kala merindukanmu yang terkadang lupa akan pulang
Mata yang selama ini menyaksikanmu menangis di penghujung hari
Meminta belas kasih yang bahkan ayahmu lupa 'tuk ajari
Mata yang mengawasimu sambil bersenandung ke langit tinggi kala kau terlelap masuk ke alam mimpi
Mimpi yang ia titipkan padamu agar kelak tercapai sebelum kau ingat pulang dan kembali
Mata yang melihatmu sebagai anak yang tak pernah besar, dulu, kini, dan nanti
Ia rindu akan hadirmu
Kau bahkan lupa kapan terakhir kali membuatnya menangis—menangis karena bahagia olehmu
Terima kasih Sudan mampir!
Love, Octa❤
Komentar
Posting Komentar