Aku dan dia mengikatnya bersamaan
Aku mengeratkan dia melonggarkan
Aku mengikat secara silang dia memilih menghilang sebelum simpul utuh di tangan
•••
Aku menemukannya tergantung di kamar, di depan dinding putih tulang. Selain simpulnya yang rumit, ada kenangan yang menggenang di setiap ikatan temalinya. Menyerap masuk melalui celah-celah benang yang semakin dilihat dekat semakin kasar. Dia mungkin masih ada di sana, hanya saja perasaan saat menyentuhnya menjadi beda.
Bagai pencuri andal, ia menang walau diam, menertawakanku yang bimbang, merendahkanku yang masih terkatung-katung di dalam kenangan lampau. Membangunkanku di sepertiga malam dan mencuri alasan agar aku bisa terlelap kembali, hingga pagi mengantarkanku pada penyesalan terulang.
Sudah kucoba membuang penyangganya, tapi ia kembali bahkan lebih kuat dari sebelumnya. Kubakar habis untaiannya, malah tanganku yang terbakar habis. Dia kuat ... sangat kuat.
Soal menyelesaikan ikatan sendirian dan menggantungnya penuh kesedihan. Ada penyesalan yang ikut terpajang di dinding depan. Yang kini aku sendiri pun kesulitan melupakan.
Setiap melihatnya, aku selalu berharap akan ada seseorang yang membantuku keluar dari ikatan yang kubuat sendiri. Lalu mengajarkanku cara mengikat dengan kuat tanpa takut akan longgar nantinya. Menyelesaikan dari tarikan tali pertama hingga tergantung di sana.
Aku selalu menunggu....
Terimakasih sudah mampir!
Love, Octa.
Komentar
Posting Komentar