Untukmu;
Musim-musim itu menjadi jawaban atas pertanyaanmu.
Kau berganti bukan berarti hati ini ikut berotasi, bunga dan daunmu layu mati tak menjadi alasan agar aku mulai mencari, kau adalah kau; yang tak akan pernah kudapati walau keujung bumi kuberjalan kaki, mengurai layar arombai melawan badai berpayung langit berapi-api, menelusuri ceruk-ceruk sungai hingga landai ardi kudaki, menaiki langit tetap kau tak bisa kuraih. Sebab kau, adalah sebanyak-banyaknya harta berharga, kau yang paling bernilai.
Tak perlu ragu, aku tak memuja deretan bunga di kepalamu, aku mencintai akar-akar itu, akar-akar tak kasat mata di bawah tanah yang selalu membuatku candu, di mana semua kebahagiaan serta kekhawatiranku menuju.
Kau tak harus membenci musim gugur sebab membuat bungamu berhambur di tanah gersang. Tangkai-tangai kurus yang membuatmu berang, sungguh, membuatku semakin penasaran, aku rela mempelajari setiap yang kutemukan; lalu belajar mencintai hal-hal yang kau khawatirkan, yang kau tak inginkan.
Seperti; dari mana datangnya goresan di badanmu? Bekas patah di tangkaimu? Bukankah dari angin kencang, hujan-hujan, panas terik saat beringsang, atau ketika tanah sedang kebanjiran. Goresan itu menjadi kenang-kenangan saat alam membuatmu semakin kuat menerima ujian, patahan-patahan itu menjadi alasan yang mengingatkan kala hidup memberimu pelajaran, dan ketika kau bertanya kapan kau akan tamam, tak perlu menunggu waktu memberi jawaban. Kau sudah sangat-sangat menawan, sekarang sampai masa kemudian. Aku akan mempelajari dari mana mereka datang, kemudian menerimanya dengan lapang, lalu 'kan kuceritakan pada orang-orang; betapa beruntungnya aku memilikimu, Sayang.
Kau tak perlu khawatir jika besok lusa, musim-musim gugur itu meniup habis kelopak indahmu. Semuanya tak akan berbeda, kau masih orang yang sama yang membuatku lupa akan tembok-tembok besar yang kubangun di sekitar kepala. Kau tetap bunga indah yang akan selalu kupilih di antara ribuan bunga lainnya, kau tetap bungaku, selamanya. Sebab aku tau, jauh di bawah tanah, ada yang jauh lebih penting dari bunga-bunga semusim di sana. Akar-akar itu, tempat semuanya bermula, tempat di mana aku merasa akan hidup lebih lama.
Kau tak perlu khawatir, aku mencintai akar-akar itu, bukan sekedar bunga yang akan beterbangan tertiup bayu.
•••
3 Jan '20
Photo by Sigrid Abalos
Terima kasih sudah mampir!
Love, Octa ❤
Komentar
Posting Komentar