Kemarau kasang lebih sering bertandang Kau lebih paham apa yang kupertanyakan Sengaja kau tabur kepiluan lalu menghilang Agar tamanku kebanjiran tangisan dan bungaku tak mati kekeringan Kau tak meninggalkan apa-apa selain galabah Obrolan kita tentang menanam dan tamam menjadi satu arah Gersang menerjang sejak kau memilih melangkah Tamanku hampa kau hilang entah berantah. Kupandangi setiap sudut Kau menjadi bayangan sepekat kabut Penglihatanku terhalangi rumput-rumput setinggi lutut Kau menjadi apapun tentang rasa kalut. Pukul sembilan berkali-kali bermekaran Kelopak demi kelopak gantian berjatuhan Tungkai dan tangkai kini hampir meregang Sama sekali tak ada kabar kau akan pulang. Aku punya tanah dan kau mencari rumah Kita bisa kembali belajar meningkahi surya Sebab kita pernah patah sebelum merekah Bersama menjemput mala hingga binasa. "Kita terkubur, kita telah gugur," bisikmu samar Tidak, kita sedang menjadi akar ya...
Hello, I'm Octa! Welcome to my blog. I write about the slice of my life, poetic poem, and some random stuff